"Kamu Tak Boleh Minum, Air Ini Hanya Khusus Untuk Insinyur"

Ini sebuah kisah nyata yang inspiratif, Kali ini, kita akan belajar memiliki cara berpikir positif atas segala hal sehingga menghasilkan "buah" yang manis di kemudian hari.

Foto ilustrasi (Sumber: tniedcnie.blogspot.com)


Di sebuah perusahaan pertambangan minyak di Arab Saudi, di akhir tahun 40-an....

Seorang pegawai rendahan, remaja lokal asli Arab Saudi, kehausan dan bergegas mencari air untuk menyiram tenggorokannya yang kering. Ia begitu gembira ketika melihat air dingin yang tampak di depannya dan bersegera mengisi air dingin ke dalam gelas.

Belum sempat ia minum, tangannya terhenti oleh sebuah hardikan: "Hei, kamu tidak boleh minum air ini. Kamu cuma pekerja rendahan. Air ini hanya khusus untuk insinyur" Suara itu berasal dari mulut seorang insinyur Amerika Serikat yang bekerja di perusahaan tersebut.

Remaja itu akhirnya hanya terdiam menahan haus. Ia tahu ia hanya anak miskin lulusan sekolah dasar. Kalaupun ada pendidikan yang dibanggakan, ia lulusan lembaga tahfidz (penghafal) Al-Qur'an, tapi keahlian itu tidak ada harganya di perusahaan minyak yang saat itu masih dikendalikan oleh manajemen AS.

Hardikan itu selalu terngiang di kepalanya. Ia lalu bertanya-tanya: Kenapa ini terjadi padaku? Kenapa segelas air saja dilarang untukku? Apakah karena aku pekerja rendahan, sedangkan mereka insinyur? Apakah kalau aku jadi insinyur aku bisa minum? Apakah aku bisa jadi insinyur seperti mereka?

Pertanyaan ini selalu tengiang-ngiang dalam dirinya. Kejadian ini akhirnya menjadi momentum baginya untuk membangkitkan sikap positif. Muncul komitmen dalam dirinya. Remaja miskin itu lalu bekerja keras siang hari dan melanjutkan sekolah malam hari. Hampir setiap hari ia kurang tidur untuk mengejar ketertinggalannya.

Tidak jarang olok-olok dari teman pun diterimanya. Buah kerja kerasnya menggapai hasil. Ia akhirnya bisa lulus SMA. Kerja kerasnya membuat perusahaan memberi kesempatan padanya untuk mendalami ilmu. Ia dikirim ke Amerika Serikat mengambil kuliah S1 bidang teknik dan master bidang geologi. Pemuda ini lulus dengan hasil memuaskan. Selanjutnya ia pulang ke negerinya dan bekerja sebagai insinyur.

Kini ia sudah menaklukkan 'rasa sakit'-nya, kembali sebagai insinyur dan bisa minum air yang dulu dilarang baginya. Apakah sampai di situ saja? Tidak, karirnya melesat terus. Ia sudah terlatih bekerja keras dan mengejar ketinggalan, dalam pekerjaan pun karirnya menyusul yang lain. Karirnya melonjak dari kepala bagian, kepala cabang, kemudian manajer umum. Sampai akhirnya ia menjabat sebagai wakil direktur, sebuah jabatan tertinggi yang bisa dicapai oleh orang lokal saat itu.

Ada kejadian menarik ketika ia menjabat wakil direktur. Insinyur AS yang dulu pernah mengusirnya, kini justru jadi bawahannya. Suatu hari insinyur tersebut datang menghadap karena ingin minta izin libur dan berkata; "Aku ingin mengajukan izin liburan. Aku berharap Anda tidak mengaitkan kejadian air di masa lalu dengan pekerjaan resmi ini. Aku berharap Anda tidak membalas dendam, atas kekasaran dan keburukan perilakuku di masa lalu"

Apa jawab sang wakil direktur mantan pekerja rendahan ini? "Aku ingin berterima kasih padamu dari lubuk hatiku yang paling dalam, karena kau melarang aku minum saat itu. Ya, dulu aku benci padamu. Tapi, karena izin Allah, kaulah sebab kesuksesanku hingga aku meraih sukses ini."

Kini, sikap positfnya sudah membuahkan hasil. Lalu apakah ceritanya sampai di sini? Tidak. Akhirnya mantan pegawai rendahan ini menempati jabatan tertinggi di perusahaan tersebut. Ia menjadi presiden direktur pertama yang berasal dari bangsa Arab.

Tahukah sobat pembaca, apa perusahaan yang dipimpinnya? Perusahaan itu adalah Saudi Aramco, perusahaan minyak terbesar di dunia. Di tangannya, perusahaan ini semakin membesar dan kepemilikan Arab Saudi semakin dominan. Kini, perusahaaan ini menghasilakn 3.4 juta barel (540,000,000 m3) dan mengendalikan lebih dari 100 ladang migas di Arab Saudi dengan total cadangan 264 miliar barel (4.20×1010 m3) minyak dan 253 triliun cadangan gas.



Atas prestasinya, ia ditunjuk kerajaan Arab Saudi untuk menjabat sebagai Menteri Perminyakan dan Mineral yang mempunyai pengaruh sangat besar terhadap dunia.

=================

Ini adalah kisah Ali bin Ibrahim Al-Naimi, yang sejak tahun 1995 sampai saat ini menjabat Menteri Perminyakan dan Mineral Arab Saudi.

Terbayangkah dalam pikiran sobat pembaca, hanya dengan mengembangkan hinaan menjadi hal yang positif, isu segelas air di masa lalu membentuknya menjadi salah seorang penguasa minyak yang paling berpengaruh di seluruh dunia?


Comments

Popular Posts