10 Negara yang 'Menghilang' dari Peta Dunia
Yakinkah sobat pembaca, bahwa negara Indonesia yang tercinta ini akan terus bersatu dan berdaulat dengan nama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)? Beberapa contoh di bawah ini mungkin akan sedikit menggoyahkan keyakinan sobat.
Pada awal abad ke-20 hanya ada beberapa lusin negara berdaulat yang merdeka di planet ini, saat ini ada lebih dari 200 negara. Setelah suatu negara merdeka, mereka cenderung untuk tetap eksis. Namun, meskipun jarang terjadi, di abad ini ternyata ada beberapa negara yang bubar; dan ketika itu terjadi, negara itu benar-benar lenyap dari muka bumi: pemerintahnya, bendera, lagu kebangsaan, bahkan semuanya.
Berikut 10 negara yang bubar dan menghilang di abad ini. Tanpa urutan tertentu, mereka adalah sepuluh negara yang pernah memiliki masa kejayaan di bawah sinar matahari, tetapi sayangnya tidak bertahan lama.
10. Jerman Timur, 1949-1990
Didirikan dari sebagian negara Jerman yang dikendalikan Uni Soviet setelah Perang Dunia II, Jerman Timur mungkin paling dikenal karena Tembok Berlin dan kecenderungan untuk menembak orang yang berusaha menyeberang pembatas itu. Sekarang, sudah merupakan hal yang 'bodoh', menembak orang asing yang mencoba untuk memasuki negara sobat secara ilegal, padahal orang itu adalah bangsanya sendiri!
Runtuhnya Tembok Berlin mengakhiri eksperimen gagal komunisme di Jerman Timur dan mereka diintegrasikan kembali menjadi Jerman pada tahun 1990. Karena Jerman Timur begitu jauh di belakang sisa Jerman secara ekonomi, maka reintegrasi dengan Jerman Barat hampir membuat bangkrut Jerman. Saat ini, bagaimana pun juga, mereka telah berjalan bersama dengan baik melewati masa kritis.
9. Cekoslowakia, 1918-1992
Ditempa dari sisa-sisa Kekaisaran Austro-Hungaria tua, selama keberadaannya singkatnya, negara ini adalah salah satu dari beberapa negara di Eropa yang mengelola untuk mempertahankan demokrasi sebelum Perang Dunia II. Pada Maret 1939, negara ini telah diduduki sepenuhnya oleh Jerman dan lenyap dari peta. Kemudian diduduki oleh Soviet, yang mengubahnya menjadi sebuah negara satelit Uni Soviet sampai runtuhnya bangsa itu pada tahun 1991.
Pada saat itu, Cekoslowakia merusaha membangkitkan kembali negara demokrasi mereka. Namun etnis Slavia di timur menuntut negara independen mereka sendiri, hingga akhirnya kita mengenal Republik Ceko di barat, dan negara Slowakia di sebelah timurnya.
8. Yugoslavia, 1918-1992
Seperti Cekoslovakia, Yugoslavia adalah produk sampingan dari pecahnya Kekaisaran Austro-Hungaria pasca Perang Dunia I. Pada dasarnya negara ini terdiri dari bagian-bagian dari Hungaria dan negara asli Serbia, sayangnya mereka tidak mengikuti contoh Cekoslowakia. Sebaliknya, Yugoslavia mempertahankan monarki yang otokratik sampai Nazi menginvasi negara itu pada tahun 1941.
Dengan runtuhnya Nazi pada tahun 1945, Yugoslavia entah bagaimana berhasil menghindari pendudukan Soviet, tetapi tidak dengan komunisme. Di bawah kediktatoran sosialis Marsekal Joseph Tito, pemimpin tentara partisan selama Perang Dunia II, Yugoslavia menjadi sebuah republik sosialis nonblok otoriter sampai tahun 1992, ketika ketegangan internal dan nasionalisme bertemu mengakibatkan perang saudara. Negara ini kemudian terpecah menjadi tujuh negara yang lebih kecil (Slovenia, Kroasia, Bosnia, Serbia, Macedonia, Montenegro, dan Kosovo), membuatnya menjadi contoh baik apa yang terjadi ketika asimilasi budaya, etnis, dan agama gagal.
7. Austro-Hungaria, 1867-1918
Ketika semua negara yang mendapati diri mereka di pihak yang kalah setelah Perang Dunia I menderita secara ekonomi, dan kehilangan wilayah geografis beberapa derajat, namun tidak ada kehilangan yang lebih besar dari Kekaisaran Austro-Hungaria. Pembubaran kekaisaran besar ini menghasilkan negara modern Austria, Hungaria, Cekoslowakia, dan Yugoslavia, dengan bagian-bagian lainnya bergabung ke Italia, Polandia, dan Rumania.
Jadi, mengapa Austro-Hungaria pecah ketika tetangganya, Jerman tidak? Ternyata mereka tidak memiliki identitas umum dan bahasa, serta bukan rumah bagi kelompok-kelompok etnis dan keagamaan. Akibatnya, ia menderita versi skala besar dari apa yang diderita Yugoslavia, ketika dirinya sama terkoyak oleh semangat nasionalisme. Perbedaannya adalah, Austro-Hungaria diukir oleh para pemenang dalam Perang Dunia I, sedangkan pembubaran Yugoslavia bersifat internal dan spontan.
6. Tibet, 1913-1951
Wilayah yang dikenal sebagai Tibet telah ada selama lebih dari seribu tahun, dan sejak tahun 1913 dikelola menjadi sebuah negara yang merdeka. Di bawah pengawasan damai dari Dalai Lama, Tibet akhirnya diduduki Komunis Tiongkok pada 1951. Pasukan Mao telah mengakhiri Tibet sebagai bangsa yang berdaulat singkat. Tibet semakin tegang pada tahun 50-an sampai negara tersebut akhirnya memberontak pada tahun 1959, yang mengakibatkan aneksasi Tiongkok dan pembubaran pemerintah Tibet.
Tibet ingin mengembalikannya sebagai negara untuk selamanya, namun Cina mengubahnya hanya menjadi “wilayah”. Meskipun saat ini tetap menjadi daya tarik wisata besar bagi pemerintah Tiongkok, Tibet masih memiliki masalah dengan Beijing, dan menuntut kemerdekaan sekali lagi.
5. Vietnam Selatan, 1955-1975
Pada tahun 1954, seseorang merasa memiliki ide yang baik untuk membagi Vietnam menjadi dua, meninggalkan komunis di utara dan 'demokrasi semu' di bagian selatan. Seperti halnya dengan kedua Korea sebelumnya, demikian pula di Vietnam, sehingga perang saudara antara dua Vietnam tak terhindarkan. Pada akhirnya, perang ini menyeret Amerika Serikat (AS) ke dalam konflik, dan sejarah mencatatnya sebagai perang yang paling menguras biaya dan tenaga bagi AS.
Akibat desakan dunia internasional dan rakyatnya sendiri, Amerika Serikat akhirnya meninggalkan Vietnam Selatan berjuang sendiri pada tahun 1973. Dua tahun kemudian Vietnam Selatan mengakhiri perang saudara, menggabungkan diri dengan Vietnam Utara, dan mengubah nama negara menjadi Saigon dengan Ho Chi Minh City sebagai ibukota.
4. Republik Arab Bersatu, 1958-1971
Dalam upaya membawa kesatuan bangsa-bangsa Arab, Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser berpikir bahwa ide yang bagus untuk bersatu dengan tetangga jauhnya, Suriah, dalam aliansi yang efektif akan mengepung musuh bebuyutan mereka, Israel, adalah membuat negara adidaya regional. Mendirikan Republik Arab Bersatu (RAB) adalah usaha yang tidak mudah sejak awal. Jarak yang terpisah beberapa ratus mil hampir mustahil menciptakan pemerintah pusat bersama, sementara Suriah dan Mesir sering tidak bisa setuju pada apa yang merupakan prioritas nasional.
Kematian Nasser pada tahun 1970 adalah sebuah anti klimaks. Tanpa presiden Mesir kharismatik itu, aliansi menjadi rapuh bersama-sama, RAB dengan cepat dibubarkan. Mesir dan Suriah kembali menjadi negara sendiri-sendiri.
3. Kekhalifahan Ottoman/Utsmaniyyah, 1299-1922
Salah satu kerajaan besar dalam sejarah, Kekhalifahan Ottoman akhirnya terhenti di bulan November 1922, setelah megah berdiri lebih dari enam ratus tahun. Kekhalifahan mirip kesultanan yang membentang sejak dari Maroko ke Teluk Persia, dari Sudan hingga jauh ke utara Hungaria ini mengalami kemunduran secara perlahan selama berabad-abad sampai dengan awal abad ke-20.
Di tahun 1922, ketika Turki memenangkan perang kemerdekaan mereka, kekhalifahan ini dihapuskan dan didirikanlah negara Turki modern.
2. Sikkim, abad ke-8 M - 1975
Apa? Sobat belum pernah mendengar negara ini? Serius, rasanya kecil peluang sobat mengetahui negara Sikkim, sebidang tanah tersembunyi, terletak aman di Pegunungan Himalaya, terhimpit India dan Tibet-Tiongkok. Sikkim adalah negara monarki kecil yang berhasil bertahan hingga abad kedua puluh sebelum akhirnya menyadari bahwa tidak ada alasan yang sangat baik untuk menjadi merdeka. Kemudian, mereka memutuskan untuk bergabung dengan India pada tahun 1975.
Uni Soviet! Salah satu negara adidaya yang benar-benar 'menakutkan' di planet ini sampai anti klimaksnya pada tahun 1991. Selama tujuh dekade negara ini kokoh berdiri sebagai benteng Marxis Stalinisme. Uni Sovyet didirikan pada masa kacau setelah pecahnya Imperial Rusia pasca Perang Dunia I.
Uni Soviet berhasil mengalahkan Nazi ketika tidak ada orang yang berpikir bahwa Hitler bisa dihentikan, memperbudak Eropa Timur selama lebih dari empat puluh tahun, menghasut Perang Korea pada tahun 1950, dan hampir masuk ke perang terbuka dengan Amerika Serikat atas Kuba pada tahun 1962.
Tanda-tanda runtuhnya Uni Soviet sudah nampak pasca runtuhnya tembok Berlin pada tahun 1989, diikuti oleh hancurnya komunisme di Eropa Timur. Uni Soviet pun berpecah belah menjadi tidak kurang dari lima belas negara berdaulat, menciptakan blok baru, yang merupakan yang terbesar sejak pecahnya Kekaisaran Austro-Hungaria pada tahun 1918.
Comments
Post a Comment